TERJEBAK PINJOL SUPAYA LETER

TERJEBAK PINJOL SUPAYA LETER

Sidik purnomo

[Sore, Saya Staff Supaya Leter . Ingin menanyakan atas nama Dita Aurina  karena sampai saat ini tagihan sudah lewat dari jatoh tempo dan belum juga di selesaikan. Tolong di infokan untuk pembayarannya  di hari ini dan dikirim bukti pembayarannya, karena jika belum juga di selesaikan tagihannya, kami akan coba kembali menghubungi nomer yang di cantumkan sampai adanya pembayaran , untuk menginfokan ada tagihan yang belum di selesaikan, dan jika belum juga di selesaikan di pastikan data akan beralih ke pihak lapangan karena tidak ada itikad baik untuk melakukan penyelesaiannya. Nomor ini di cantumkan sebagai kontak yg bertanggung jawab atas tagihannya. Terima kasih.]  Aku kaget sekali bagaimana mungkin anakku pinjam di pinjaman On Line padahal setiap hari uang yang saya berikan dalam katagori cukup.

Meskipun aku seorang pegawai rendahan yang bekerja di kalurahan,  tapi  tidak mau sampai anakku tidak bisa seperti teman lainnya, sehingga setelah dari kantor desa  kusempatkan lagi untuk cari rumput, jatah makan untuk sapi pak Hendro yang saya rawat dengan sistim bagi hasil, mudah-mudahan tahun ini sapi bagianku dapat saya jual saat anakku Dita lulus sekolah,  karena dia ingin kuliah meskipun di Universitas di kabupaten Jombang.

[ Mohon maaf, saya tidak tahu sama sekali permasalahannya, dan dia juga tidak pernah ijin kepada saya tentang penggunaan nomer saya kalau boleh tahu berapa nggih total pinjamannya. Nanti Saya bantu menyelesaikan.] Jawabku pada penelpun yang merupakan penagih dari Pinjol  Supaya leter.

[ Iya pak soalnya di konfirmasi ke nomor yang bersangkutan tidak pernah ada respon. Tagiannya juga besar sekali.] Lanjut penagih.

[ Kenapa ketika nomer Saya dicantumkan sebagai nomer kontak tidak ada konfirmasi ke Saya dulu. Bukankah sebagai orang yang dicantumkan untuk penjamin pinjaman Saya berhak tahu kenapa dia  pinjam dan digunakan untuk apa?] aku berusaha menjelaskan bahwa memang aku tidak tahu.

[ Untuk perihal tersebut Saya kurang tau ya pak, soalnya Saya dibagian penagihan Pinjol Supaya Leter.] Jawab lanjutan dari Supaya Leter.

[ Oya berapa besar tagihan yang harus diselesaikan oleh Dita.]  Aku penasaran berapa pinjaman anakku.

[ Ini di cek di aplikasi yang bersangkutan saja pak, nomornya 08xxxx 25×25.] Penjelasan dari pihak penagihan.

[ Itu ada nominalnya, dan ada perincian transaksinya  pak.] Demikian penjelasan pinjaman anaku Dita Aurina dari Pinjol Supaya Leter.

Aku semakin heran bagaimana mungkin anakku mempunyai pinjaman hampir dua puluh juta rupiah, padahal tidak terlihat sama sekali dia membeli barang yang mahal. Uang hampir dua puluh juta rupiah  bagiku yang hanya seorang Pegawai Honoer dengan upah setiap hari enam puluh ribu rupiah, itu sama dengan kerja sekitar 11 bulan. Bagaimana aku harus mengembalikan.

Sudah dua hari ini badanku sangat sakit, kaki sulit untuk digerakkan persendian rasanya mau putus. Sementara kepala rasanya sangat pusing, setelah di cek oleh pak Agus perawat puskesmas Bandarkedungmulyo, ternyata kolesterolku diatas 250 mg/dl ( miligram perdesiliter ) , gula darah diatas 200 mg/dl , asam urat 9,5 mg/dl sedang tensi190/100 mmHg ( milimeter tenanan air raksa )  , pak Agus sangat heran kenapa diriku mendadak sakit seperti ini.

“Pak Latif ini kondisinya sedang tidak baik bu, mungkin ada permasalahan agak berat yang sedang dipikirkannya coba ibu tanyakan kepadanya,  barangkali nanti dengan terbuka kepada ibu permasalahan yang beliau pikirkan bisa menjadi lebih longgar.” Penjelasan pak Agus pada istriku yang hanya bisa menangis.

“Njenengan niki kena apa to pak kok sakit seperti itu, mbok kalau ada masalah itu jangan dipikir sendiri akibatnya nggih seperti ini, njenengan matur masio kulo wong wedok,  masio gak iso opo-opo paling mboten atine njenengan saget longgar, anakke dewe tasik cilik-cilik pak mangke menawi njenengan kenging nopo-nopo pripun?” istriku bertanya sambil menangis.

“Anak kita Dita Bu.” Aku hanya menjawab dengan sepatah kata.

“Dita kenapa Pak, bukankah anaknya juga ada disini?” Istri saya bingung, sementara Dita anak yang sangat aku sayangi hanya bisa menangis.

“Kamu kenapa Dit sampai menyebapkan Bapakmu seperti itu, apakah kamu hamil?” Ibunya bertanya dengan tegas sementara Dita hanya bisa menggeleng.

“Dita terjebak pada pinjaman On Line Bu.” Jelasku karena Dita juga tidak juga menjawab. Istriku terdiam kemudian bertanya lirih.

“Berapa Pak…?”

“Lebih dari  duapuluh Juta.” Istriku tampak kaget,  sambil menghela napas panjang beliau berkata.

“Hal yang sudah terjadi tidak mungkin untuk dihindari mari bersama-sama kita pikirkan bagaimana cara mengatasinya. Anggaplah ini cobaan dari Alloh Subḥaanahu Wataaalaa, kita harus yakin firman Alloh Laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha,  Alloh tidak akan membebani seseorang diluar kesanggupannya.”  Istriku tampak tegar berbeda dari yang kita pikirkan sebelumnya. Padahal diriku kaget dan sampai sakit, bagaimanapun uang sebesar itu untuk pegawai honoir  seperti aku adalah jumlah yang sangat besar.

Kami bertiga sudah menerima keadaan saat ini, kami sepakat perkara nanti bisa atau tidak bisa, akan kita selesaikan secara bersama.  “ Coba Dit kamu jelaskan kepada Ayah dan Ibu bagaimana kamu bisa terjebak dengan keadaan seperti ini!”

Sambil menghela napas Dita anakku menjelaskan permasalahan yang menimpanya dengan perlahan. “Ayah, Ibu sebelumnya saya mohon maaf, karena menyebabkan Ayah dan Ibu sangat menderita. Sebenarnya uang itu tidak saya pakai sendiri, tapi yang memakai sebagian adalah temanku SMK namanya Ani Kusrin.”

“ Kebetulan kami dulu dari SMP yang sama, saya melanjutkan ke SMA sedang temanku melanjutkan ke SMK. Dulu kami berdua sangat akrab karena kami sama-sama miskin.” Lanjut Anakku.

“Setahun lalu saat ada reuni SMP saya ketemu dia penampilannya sangat berbeda, sepeda motornya baru, HP  yang dipakai harganya mendekati delapan juta rupiah, sepatunya juga sangat mahal sekitar delapan ratus ribu rupiah. Ketika dia saya tanya kenapa bisa berubah seperti itu padahal penghasilan orang tua juga sangat kurang, dia menjawab sekarang dia menjalankan bisnis On Line dan main saham Caat Coin, hal itu yang menyebabkan penghasilan dia perbulan diatas lima juta rupiah meskipun dia masih kelas XI.” Lanjut Dita sambil  menahan tangis.

“Karena saya juga pingin membantu Ayah dan Ibu, saya minta teman saya Ani Kusrin untuk membimbing saya, dia tidak keberatan membimbing, bahkan jika aku mau dia mengajakku menjadi rekan bisnis.” Ujar Dita dengan lirih.

“Rizky tidak harus dimakan sendiri  kalau kita bisa saling membantu dan sama-sama untung kenapa tidak, jaman sekarang kita harus bekerja dengan sistem, berapa hasilnya kalau hanya mengandalkan tenaga sendiri. Itulah kata-kata yang dipakai Ani Kusrin yang membuat saya makin tertarik.” Anakku menjelaskan sambil menyeka air mata yang terus jatuh.

“Kusrin mengajak saya untuk berbisnis pelembab wajah yang mengandung Kolagen dan emas murni, dimana harga dipasaran sekitar Rp 100.000  untuk ukuran 20 mg, dia memberikan harga pada saya harga Rp 80.000.  Harga tersebut sangat murah bahkan saya jual Rp 105.000 pun masih laku sehingga saya setiap satu biji untung Rp 25.000. Ketika saya meragukan keasliannya,  saya disuruh ngecek dan memang Asli.” Lanjut dita

“Harga Rp 100.000 itu harga eceran De,  jika kita membelinya partai akan mendapat potongan 10 % setiap kenaikan 10 biji. Jika kita beli 1 harganya Rp 100.000 jika beli 11 harganya Rp 90.000, jika 50 Biji Cuma Rp 60,000 bahkan jika uang dulu potongannya ditambah 10 %  jadi jika beli 50 biji uang dulu harganya Cuma Rp 50.000  kalau dijual Rp 105 000 kita akan mendapat untung Rp 55.000 per produk jadi sangat menguntungkan. Penjelasan Ani Kusrin yang logis semakin menguatkan diriku Yah.”  Dita melanjutkan cerita sambil minum air putih, mungkin karena tenggorokannya terasa sesak.

“Pada tiga bulan pertama dagangan saya lancar,  dimulai  dapat menjual 10 pelembab dalam seminggu dengan keuntungan  Rp 25.000 per pelembab, kemudian meningkat sampai saya pesan 50 pelembab yang bisa saya jual dalam dua minggu, kalau dihitung keuntungan saya selama tiga bulan mendekati  5 Juta, sengaja keuntungan itu tidak saya ambil,  saya pakai tambahan modal.  Kekurangan modal saya ambilkan dari pinjaman On line, pinjaman ini sangat menguntungkan karena bunganya 0 % , hanya saja kalau terlambat dikenakan bunga 5 %.  Karena saya mengangsurnya lancar maka saya dapat meminjam sampai Rp 15 Juta rupiah. Jadi permasalahan permodalan tidak ada masalah.”

“Lima bulan yang lalu Ani Kusrin mendapat pesanan 300 Biji seharga Rp 80.000, karena keuangan dia tidak memungkinkan sebab pinjamannya masih belum lunas, maka dia menawarkan bagi hasil dengan saya.  Modalnya dari saya, dengan  keuntungan Rp 20.000 perbiji, sedang yang pesan dia , dan mendapatkan Rp10.000 perbuah, menurutnya yang pesan adalah yang selama ini dikirim, dan tidak pernah ada kendala, demikian juga pemilik barang selama ini kami juga membayar dulu lancar-lancar saja. Jadi untuk pesan 300 biji tersebut saya meminjam ke Pinjol Supaya Leter  Rp 15 Juta.”

“Tapi ternyata setelah keuangan saya bayarkan,  barang tidak pernah dikirimkan sehingga saya sampai sekarang tidak bisa mengangsur itulah yang menyebabkan saya punya hutang Rp 20 Juta.” Lanjut Dita sambil menghela napas panjang.

“Katanya pinjamnya Rp 15 Juta kok menjadi Rp 20 Juta bagaimana ceritanya?” aku ingin memperjelas  apa yang Dita ceritakan.

“Pinjaman Rp 15 Juta , tunggaan pertama ditambah bunga menjadi Rp 15.750.000, Tunggaan ke dua menjadi Rp 16.537.550 karena terus tidak dibayar maka bunganya juga menjadi pokok yang baru jadi ini sudah bulan ke 6 menjadi Rp 20.101.435 , ini akan terus bertambah dan semakin besar jika tidak diselesaikan.” Anakku Dita menjelaskan dengan nada ketakutan.

“ Ya sudahlah nasi sudah menjadi bubur tidak mungkin kita olah lagi menjadi beras, apa yang kita miliki kita jual dari pada pinjamannya terus melambung tinggi.” Istri saya yang sebelumnya diam memberikan usulan.

“ Yang kita punyai saat ini hanya sapi yang akan kita pergunakan untuk biaya Dita saat mau masuk perguruan tinggi, sudalah mana yang lebih mendesak kita selesaikan dahulu, untuk masuk perguruan tinggi mudah-mudahan Alloh memberi jalan yang lain.” Lanjutku.

“Ketahuilah Dit jual beli yang kamu lakukan itu tidak memenuhi rukun jual beli, antara lain.”

“Pertama ada Penjual dan pembeli kamu tidak tahu yang jual beli barang kamu siapa namanya, tempat tinggal dimana, sehingga dikawatirkan ada penipuan semacam ini. Bisa saja yang menjual dan membeli barang kamu adalah orang yang sama. Untuk mengatasi hal ini kita bisa menggunakan jasa pihak ketiga yaitu toko On Line”

“Kedua ada barang yang ditawarkan. Pembelian secara On Line memang mudah dan praktis tapi harus dipahami kalau kita tidak melihat barangnya terlebih dahulu akan mudah terjadi penipuan. Yang terbaik adalah menggunakan pembayaran dengan sistim ( COD Cash on Delivery ) artinya bayar setelah barang ditempat.”

“Ketiga ada akad atau ijab dan Qobul, kalau ini barangnya sangat remeh misalnya sayur dan semuanya dianggab sudah tahu maka tetab sah, jika barangnya berharga misal sawah atau sepeda motor harusnya ada ijab qobul dikawatirkan setelah ada pembeli lain yang lebih menguntungkan barang minta dikembalikan atau yang lain.”

“Sudalah yang sudah berlalu itu merupakan pelajaran bagi kita, hendaknya kita dapat lebih berhati-hati dalam melangkah dan jangan mudah tergiur untuk pinjam di pinjaman On Line, ingat itu adalah Serigala berbulu domba sekali kamu terjebak oleh mereka kamu akan sangat sulit untuk lepas,  belilah sesuatu sesuai kebutuhan jangan sesuai keinginan karena keinginan manusia tidak akan pernah terpuaskan. Mudah- mudahan Alloh SWT memberi ganti yang lebih baik.”

“Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazani wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa a’udzu bika minal jubni wal bukhli wa a’udzu bika min ghalabatid daini waqahrir rijal.” 

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.

Bandarkedungmulyo 9 Maret 2023