BULLY

BULLY

Sidik Purnomo*

“ Tidak jadi berangkat reuni ma?” Arman suamiku yang merupakan kakak kelas dua tingkat diatasku kembali bertanya untuk kesekian kali.

”Ndak tahu lah yah, berat rasanya kalau ingat kejadian masa lalu”.

”Ndak usah dipikir terlalu dalam lah ma, segala sesuatu sudah diatur oleh Alloh SWT, mungkin juga akibat perlakuan teman-teman mama yang dulu itu memotivasi mama sehingga menjadi sukses seperti sekarang”. Suamiku kembali memotifasiku agar ikut reuni pertama setelah delapan tahun aku meninggalkan SMA.

”Nanti berangkat sama sopir saja Roni atau Galih, mama pakai mobil fortuner saja, sedang pajeronya saya gunakan untuk melihat proyek perumahan di Malang, mungkin saya sore baru kembali”.

Aku menyadari kalau Arman sudah memberikan intruksi seperti Vladimir Putin Presiden Rusia, mau tidak mau aku harus berangkat.

”Iya yah saya berangkat reuni tapi saya nyetir sendiri saja ya pakek Brio juga tidak apa-apa , nanti kalau semua yang hadir pakek mobil yang besar aku kawatir tempat parkir SMA ku tidak cukup.

Aku kembali melamun, ingatanku melayang kemasa Sembilan tahun yang lalu, dimana aku pertamakali pindah dari Kalimantan mengikuti orangtuaku yang bisnisnya bangkrut akibat covid 19, orang tuaku yang mempunyai bisnis angkutan, sangat terpuruk akibat Covid 19, keluargaku memiliki beberapa mobil Elep yang disewakan untuk rekreasi, tetapi karena adanya covid, agar tidak terjadi penularan pemerintah melarang orang berpergian, sehingga tidak ada yang menyewa mobil, sementara tagihan dari Bank terus membengkak tidak bisa dibayar, akibatnya semua mobil disita sebagai jaminan, termasuk rumah yang biasa aku tempati. Kami sekeluarga pindah ke Bandarkedungmulyo kerumah orangtua ibuku. Ayahku yang biasa hanya menyuruh orang,  harus kesawah sendiri mengerjakan tanah kakek yang tidak begitu luas, sementara pengalaman bertani tidak ada. Aku yang merupakan lima bersaudara sangat memahami penderitaan orang tuaku.

Sekolahku SMA Negeri Bandarkedungmulyo Jombang sangat rindang, karena disekolah ada lebih dari 35 pohon mangga yang sudah berbuah, pada saat musim mangga teman-teman termasuk aku sangat senang, ada yang rujakan, ada yang menyembunyikan beberapa mangga yang sudah tua di laci meja belajar, biasanya setelah tiga hari mangganya sudah matang dan sangat manis. Lumayan bisa untuk mengganjal perutku yang tidak pernah sarapan pagi. Hanya saja saking banyaknya daun yang masuk ke saluran air, sehingga kotor, meskipun sudah dibersihkan berkali-kali. Perlu kesadaran siswa untuk menjaga agar lingkungannya tampak selalu bersih. Mengandalkan petugas kebersihan saja jelas tidak cukup, untuk halaman sekolah seluas itu. Padahal ketika kita masuk lewat depan sekolah tampak sangat bersih dan asri, bahkan ada spot foto yang dibuat pak Juni guru kesenianku, anak – anak sering foto disitu.

Sebenarnya tidak semua anak membullyku, mungkin hanya lima anak dalam satu sekolah, mereka yang membully berada dalam satu group, entah groub apa, yang jelas mereka tidak mengikuti ekstrakurikuler yang dibimbing oleh bapak / ibu guru disekolah, mungkin mereka masuk dalam anggota gang yang dibungkus dengan organisasi tertentu. Bisa jadi menurut mereka aku yang anak baru dengan penampilan yang kucel karena baju sudah waktunya di buat lap motor mereka, atau wajahku yang tidak pernah kena bedak seperti siswa yang lain. Jangankan beli bedak, beli sarapan saja tidak ada, apalagi kalau hari rabu dan kamis baju yang kupakai aneh, karena aku belum punya baju khas SMA Bandar. Dan lagi setiap ulangan aku selalu mendapat nilai yang paling banter adalah pas tahun kemerdekaan Indonesia (45). Mungkin bagi mereka aku tidak pantas untuk menjadi siswa SMA Negeri Bandar, merusak pemandangan katanya.

Pernah saat olahraga tiba-tiba sepatuku yang sudah bolong bagian jempol kakinya hilang, saat aku bingung mencari ternyata sudah berada diatas papan tulis yang biasanya sebagai tempat penghapus. Teman-teman semua tertawa melihat kejadian itu.

Kejadian lain saat aku jalan tiba-tiba bola sepak yang dipakai main geng Anton meluncur keras kearah kepalaku.

Untung saat itu aku berhenti karena ada yang memanggilku dari belakang  “Hayu “, siapa yang memanggil aku tidak tahu, yang jelas kepalaku sudah terhindar dari benturan dengan bola.

Sebenarnya yang membulyku hanya kelompoknya Anton, tetapi karena teman- teman  tidak berbuat apa-apa bahkan ikut tertawa,  aku merasa seluruh sekolah membullyku.

Terbayang didalam pikiranku untuk membunuh mereka, jika kelima anak dalam satu group itu kubunuh tentu penderitaanku akan berakhir, selanjutnya aku akan bunuh diri, mungkin aku akan disambut bidadari atau setan yang berwajah cantik, ketika keinginan ini aku sampaikan kepada bu Binti guru BK ku yang cantik dan baru menikah, beliau sangat terkejut, dan mengundang guru-guru yang lain untuk berdialog denganku.

“ Hayu kamu harus paham Alloh SWT akan menggilirkan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan,  sehingga bisa jadi nanti kamu akan menjadi orang yang sukses, bukankah Alloh telah berjannji didalam surat 94 Alam Nasyrah, ayat  5-6 bahwa setelah kesulitan ada kemudahan bahkan diulangi dua kali, hanya saja ketika kamu mendapat giliran untuk sukses apakah dirimu sudah siap, sikap hidup, perilaku, skillmu”, bapak Bachtiar kepala sekolahku yang merupakan salah satu Da’i di sekolahku menyadarkan diriku, mataku terasa panas tidak terasa air mataku mengalir deras yaaa Alloh, berikan pencerahan agar hambamu ini tidak tersesat.

“Anak-anak jika  kamu hanya melihat kelebihan orang lain, dan melihat kekuranganmu, kamu akan merasa rendah diri, sebaliknya jika kamu hanya melihat kelebihanmu dan melihat kekurangan orang lain kamu akan sombong dan tersesat, yang kamu harus lakukan apa?.

Kamu harus melihat potensimu dan melihat kekuranganmu sendiri, sehingga kamu tahu bakat apa yang ada pada dirimu untuk dikembangkan. Jika kamu ulangan nyontek,  maka kamu akan kesulitan melihat potensi dan kekuranganmu,  sehingga nanti kamu akan kesulitan mengembangkan diri.

Tidak usah risau fisika dapat 45 atau 30, lihat bakatmu yang lain. Karena kepandaian tidak hanya diukur dari nilai fisika atau matematika, tetapi dari beberapa aspek yang ada pada diri manusia, carilah itu.“ Pak Sidik guru Fisikaku yang juga memberikan ketrampilan Doble Trac Video Editing, hasil kerjasama dengan ITS, memberikan motivasi kepadaku untuk fokus pada kemampuan sendiri.

Berangkat dari motivasi bapak Kepala Sekolah dan guru-guru yang lain, aku mengikuti ketrampilan Doble Track, sebenarnya aku lebih menyukai foto, tetapi karena disekolah yang ada hanya video editing dan tata boga, aku mengikuti video editing, mungkin ini yang paling mirip. Bukankah beberapa hal sama, pengaturan cahaya, pengaturan focus.

Aku tetap konsentrasi pada kesenanganku bada bidang fotografi, sedangkan Putri temanku IPA 4  yang ikut DT tata boga sudah mendapat sertifikasi hampir tingkat nasional. Mungkin jika sudah tingkat internasional akan seperti chef Jujun, chef Renata atau chef Arnold, master chef yang ada di TV.

Tidak terasa setelah lulus SMA dan kuliah di foto grafi,  foto hasil bidikanku yang aku upload selama sembilan tahun sudah ada hampir 3.000 foto di shutterstock. Hal ini tidak terlalu mengecewakan bagi orang yang kuliah hanya hanya lulusan D2, memang pembelian hanya sekitar 0,14 $ per foto atau Rp 2.000 untuk sekali download, sama dengan harga saat kita pipis di toilet terminal. Tetapi karena jumlah fotoku banyak, aku sudah mendapat penghasilan 120 $ per minggu yang setara Rp 1.680.000, jauh lebih dari cukup untuk orang yang hanya diam ditempat.

Terbayang saat pertama kali mengupload foto, seratus foto yang aku upload satupun tidak ada yang diterima. Ada saja alasannya, kurang fokus, berkabut, pencahayaan kurang, letak obyek tidak proporsional dimana kiri dan kanannya ada ruang kosong, obyek miring, dan masih banyak alasan sehingga tidak bisa ditampilkan di shutterstock. Pada saat yang lain aku foto beberapa bagian dari JMP (Jembatan Merah Prayungan), lima puluh foto saya upload satu pun tidak ada yang bisa diterima. Hampir putus asa diriku, tapi bagaimana lagi foto adalah hobyku, aku biarkan di Hardisk juga makan tempat, aku upload di Wa paling hanya dikomentari sebentar,  bagus ya fotonya, tidak lebih dari tiga hari juga dihapus.

Akhirnya, pada minggu ke tiga secara tidak sengaja kuupload foto sebuah kemocing ternyata diterima. Aku sangat bahagia sekali ternyata fotoku ada yang menerima, aku tidak peduli apakah ada yang beli atau tidak. Karena rizki, Alloh yang menentukan. Kufoto terus jika ada obyek, makanan yang kumakan, tempat tusuk gigi yang ada di rumah makan. Aku tidak peduli karena aku tidak tahu foto apa yang akan diterima dan ada yang beli.

“Bagaimana ma jadi reuni atau tidak?, kalau jadi jangan terpaksa nanti kamu merasa tidak nyaman”. Suamiku berkata menegaskan lagi.

Tiba-tiba timbul rasa rindu yang berat pada teman-temanku sebab aku menyadari meskipun ada lima anak yang membullyku,  lebih dari limaratus anak tetap menyayangi aku, tidak sepatutnya aku fokus pada lima anak yang membenciku dan mengabaikan yang lain, aku juga rindu pada guru-guruku yang baik,  bu Nanik wali kelasku yang selalu tersenyum menyambutku, Bu Hamidah yang tampak selalu cantik, Bu Sumiati yang berwajah Teduh, Pak Irfan yang selalu ceria, Bapak Irawan yang selalu bersemangat jika cerita tentang sepak bola, dan Guru-guruku lain yang sangat aku sayangi, Masjid Almadina tempat aku biasa sholat dhuhur, perpustakan sumber ilmu yang selalu ful musik. Akhirnya timbulah semangatku, untuk datang reuni .  SMA ku tunggulah kedatanganku untuk melepaskan rindu   ku

Jombang Maret 22

Penulis adalah Guru Fisika di SMA Bandar

Cerpen cerpen pilihan :