ANTARA LUKA DAN BAHAGIA

ANTARA LUKA DAN BAHAGIA

SHOFIATUZZAHRO X MIPA 3

Setetes darah mulai mengalir dari tanganku,sesak dan sakit,itulah yang aku rasakan saat ini.Aku kembali melukai diriku dengan pecahan kaca yang berserakan itu.Sangat sulit bagiku untuk menjalani semua ini.Hembusan angin yang sangat dingin,dan gelapnya malam,membuatku tertidur dengan sendirinya.

Hari ini adalah hari kamis,hari dimana aku akan mengikuti seleksi olimpiade fisika di SMA Negeri Bandarkedungmulyo.Sedikit menegangkan bagiku,karena tinggal tersisa tiga siswa yang akan terpilih.Dalam hati aku berkata “Apapun rintangannya aku harus bisa”.Tes pun dimulai,aku mengerjakannya dengan sangat sungguh –sungguh dan teliti.Tidak terasa,waktu mengerjakan sudah selesai.Guru pun mulai membacakan nilai,aku tidak menyangka akhirnya aku yang terpilih untuk mewakili sekolahku,perlahan air mata mulai membasahi pipiku,perasaan sedih dan bahagia menjadi satu.

Waktu sudah menunjunkan pukul dua belas,bel sekolah pun berbunyi,dan waktunya untuk pulang.Saat tiba di rumah,aku melihat adik tiriku pulang dengan membawa medali emas,dia baru saja mengikuti perlombaan menari dan mendapatkan juara satu.Ayahku kembali membandingkanku dengannya,”Lihatlah adikmu,dia berhasil mendapatkan juara satu,sangat membanggakan sekali,tidak seperti kamu”.Aku hanya melihatnya saja,lalu aku pun masuk kedalam kamarku,dan belajar untuk persiapan olimpiadeku,biarpun kedua orang tuaku tidak percaya,aku akan tetap membuktikannya.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam,waktunya turun kebawah untuk makan malam.Aku melihat ayahku,adik tiriku,dan ibu tiriku sedang makan bersama,mereka nampak bahagia.Lalu akupun datang.”Wah,aku tidak menyangka ya pa,ternyata Nayla bisa mendapatkan juara”,Kata ibu tiriku sembari mengusap kepala Nayla.

”Iya,dia kan sangat pandai sekali”,Ucap ayahku sambil menatap kearahku.Aku mencoba untuk tenang,perkataan seperti ini sudah terbiasa terdengar di telingaku.Perlahan aku mulai memakan makananku.

”Papa,aku ingin sekali membeli sepatu keluaran terbaru,papa mau kan membelikannya untukku?”,Ucap Nayla.

”Tentu saja sayang,apapun yang kamu mau papah akan belikan,karena kamu sudah sangat membanggakan papa dan mama,tidak seperti Nara yang hanya bisa memalukan keluarga”.

Aku tersedak saat minum,gelasku pun jatuh ke lantai,hingga menimbulkan suara pecahan kaca.Aku tidak sanggup lagi mendengarkan kata kata seperti itu disini.Aku pun berlari menuju kamarku,ayahku sangat marah kepadaku,lalu dia berlari ke kamarku.

Plakkkk,ayahku tiba tiba memukul tanganku dengan sangat keras,”Apa yang kamu sedang pikirkan,hingga gelas bisa pecah seperti itu dan kamu tidak membereskannya,malah lari begitu saja”,Katanya sembari menekan lenganku dengan sangat kencang.

”Papa kenapa selalu memerlakukanku berbeda dengan Nayla,aku ini juga anak papa,semenjak kepergian mama,papa menjadi sangat berbeda”,Ucapku dengan menahan tangis.

”Diam kamu Nara,kamu itu jadi anak sangat tidak berguna sekali”.Aku pun melepaskan tanganku dari genggaman ayahku,lalu aku pun mengunci pintu kamarku.

”Nara buka pintunya!”Kata ayahku sembari memukul pintu.Aku tidak mendengarkannya,rasa nya sakit sekali,selalu dibandingkan dengan saudaraku sendiri,dan tidak pernah dipandang baik oleh kedua orangtua ku.Aku mulai melempar yang ada di sekitarku,hingga terdengar suara pecahan kaca,aku pun kembali melukai tanganku,tidak ini rasanya tidak sakit,lebih sakit perkataan ayahku,

”Mama,aku sangat rindu,ingin sekali rasanya aku memeluk mama dan menceritakan semuanya”.Ucapku sembari menangis.

Matahari mulai menyinari tempat tidurku yang sangat gelap,hari ini adalah hari dimana olimpiade akan dilaksanakan,aku sudah mempersiapkannya dengan sangat matang.Aku pun bergegas untuk berangkat,sebelum berangkat aku berpamitan kepada orang tuaku,

”Papa sama mama nanti jangan lupa datang ke olimpiadeku ya”,Ucapku dengan sangat memohon.

”Jika ada waktu”,Kata ayahku dengan sangat malas.Tidak papa aku harus tetap semangat,aku harus bisa membuktikan kepada mereka.Akhirnya aku telah sampai di tempat olimpiade.

Aku melihat kekanan dan kiri,tepat seperti dugaanku,orang tuaku tidak datang.Banyak sekali murid dari berbagai sekolah,aku sempat takut dan khawatir aku tidak bisa membawa nama baik sekolahku.Olimpiade pun dimulai,aku mulai mengerjakannya dengan hati-hati,dan tidak terasa waktu pun sudah berakhir.Pengumuman pemenang pun mulai dibacakan,aku sangat takut dan tegang,aku pun berdoa dalam hati.

Saat saat yang menegangkan pun dimulai saat pembawa acara mengumukan hasilnya.”Juara pertama olimpiade fisika jatuh kepada Nara Pratiwi dari SMA Negeri bandarkedungmulyo”.Aku sangat terkejut,bukan hanya aku saja,guru guruku pun sama halnya.Aku berhasil membuktikannya,aku bisa mendapatkan juara pertama,bahagia sekali rasanya,aku pun menangis.Semua orang pun menghampiri ku dan memberikan selamat kepadaku,

”Selamat ya Nara,Bapak bangga sekali kepada kamu,terimakasih sudah membawa nama baik sekolah kita”.Kata kepala sekolahku.

”Sama sama pak,semua ini terjadi juga berkat dukungan dari bapak ibu guru semuanya”.Namun,perasaan sedih itu mulai menghampiri,saat perlombaanku tidak di saksikan oleh kedua orangtuaku.Aku tidak tahu apakah aku harus sedih atau bahagia.