BEDAH NOVEL PERJUANGAN PERTEMPURAN JOMBANG

BEDAH NOVEL “PERANG JOMBANG”

KARYA M FATHONI MAHSUN

Untuk menumbuhkan semangat menulis bagi siswa, SMA Negeri Bandarkedungmulyo Jombang mengadakan kegiatan bedah Novel. Kegiatan ini diprakarsai oleh Perpustakaan Sumber Ilmu, Program Literasi, dan Ekstra Jurnalistik SMA Negeri Bandarkedungmulyo Jombang.

Kegiatan yang dibuka oleh WK Humas SMA Negeri Bandarkedungmulyo ini dihadiri oleh 42 Orang dengan perincian dari duta perpustakaan 23 Siswa, Ekstra Jurnalistik 13 Siswa, Bapak / Ibu guru pecinta literasi 6 Orang guru.

Pada saat membuka Bapak Yatim Mardiyono, selaku WK Humas yang mewakili Kepala SMA Negeri Bandarkedungmulyo Bapak Sudiyono S.Pd , M.A.P yang secara kebetulan ada acara MKKS di Tuban mengatakan. “ Menulis itu memang sulit, tapi dengan banyak Latihan maka segala sesuatu yang sulit ini akan menjadi terbiasa dan akhirnya menjadi mudah, dengan ditulis ide-ide, pengetahuan-pengetahuhan akan tetap terdokumentasi sehingga tidak hilang. Maka dari itu jika siswa mendapat tugas dari bapak / ibu guru untuk meringkas atau menulis janganlah malas karena itu merupakan bagian dari Latihan.” Demikian penjelasan WK Humas sambil membuka acara Bedah Novel Perang Jombang.

 

Banyak generasi muda yang tidak tahu pertempuran melawan penjajah di daerahnya, mereka tahunya pertempuran itu tanggal 10 Nopember tahun 1945, padahal setelah itu pertempuran sangat gencar dan hampir terjadi merata di seluruh Indonesia. Di Jombang sendiri pertempuran sangat besar sebab Jombang merupakan wilayah Indonesia yang paling timur sesudah perjanjian Linggar Jati. Di Jombang yang semula ada 13 pabrik gula tinggal 2 pabrik gula yang dibakar dengan strategi perang Bumi Hangus. Seluruh jembatan penting mulai Mengkreng, Sembung, Ploso, Mojo Agung dihancurkan, jalan jalan dibuat berlubang yang sangat dalam untuk mencegah tentara sekutu masuk ke wilayah Jombang dan Kertosono, dari posisi mereka yang berasal dari Mojokerto dan dari Tuban. Ini menunjukkan perlawanan pada Belanda tidak hanya di Surabaya tapi hampir merata diseluruh Indonesia.  Demikian penjelasan Bapak Fathoni Mahsun S.Pd, M.Pd selaku penulis Novel Perang Jombang.

Sebagaian besar anak sangat ingin untuk menulis tetapi  sulit untuk memulai bagaimana cara untuk menjaga semangat agar terus dapat menulis dalam waktu yang sangat lama? Demikian beberapa pertanyaan yang muncul dari siswa anggota Ekstra Jurnalistik maupun, Duta Perpustakaan.

Pada saat yang sama bapak Sarno S.Pd selaku pembanding dan penggiat literasai mengatakan “ Anak-anak jangan ragu untuk mulai menulis, jangan terlalu risau dengan bahasa yang penting ide dari suatu tulisan harus ditulis dahulu masalah bahasa bisa kita perbaiki sambil berjalan. Nanti jika tulisan akan cetak kita bisa minta tolong pada editor.  Berani untuk mulai menulis itu adalah modal terbesar untuk membuat karya tulis”

Meskipun kegiatan ini dilaksanakan setelah istirahat kedua,( Pukul 13:30 hingga pukul 15:30 ) anak-anak tetap antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut sampai jam terakhir, mereka tetap menjaga stamina agar tidak ngantuk apalagi tertidur.

Setelah Doa yang dipimpin oleh bapak Sidik Purnomo, S.Pd acara ditutup oleh Kanaya Sofina dan Nur Azizah Rahmania selaku pambawa acara.

 

–SEMOGA SUKSES—